Sunday, July 1, 2007

Roadshow & Wisata Kuliner




By Wiwien Wintarto


Salah satu unsur yang paling menarik dari acara roadshow Kantin Banget Talking about… adalah wisata kulinernya. Yap, macam Om Bondan yang action berkeliling Nusantara untuk mencicipi makanan-makanan terenak dan khas daerah setempat, KBTa juga melakukan hal serupa, tentu saja masih dalam lingkup Jawa Tengah tok.
Dan yang asyik, tiap kota yang udah pernah kami kunjungi selalu menyimpan jenis-jenis hidangan khas yang semuanya lezat tak terlupakan. Akibatnya, tiap kali kami bertandang ke kota atau arah jurusan itu, tujuan wisata kulinernya tetep nggak berubah alias udah jadi langganan tetap.
Secara umum ada tiga arah jurusan utama roadshow rombongan tim KBTa selama ini, yaitu barat ke kota-kota pantura macam Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, hingga Tegal; timur ke Demak, Kudus, Pati, Purwodadi, Blora, dst; dan selatan. Arah selatan pun terbagi dua, yaitu ke arah Magelang, Temanggung, Purworejo, dan satunya lagi menuju Salatiga dan Sala (menurut kaum sepuh, mBacanya ternyata “Sala” dengan huruf “a” (ao) diucapkan macam dalam kata “sanga”/”pohon”, dan bukannya “O” utuh (“Solo”) seperti dalam kata “bocah”/”polah”).
Tiap go west macam pas terakhir kali ke Pemalang tanggal 30 Juni lalu, kami pasti mampir ke Ayam Goreng Panas Mbak Parwati (atau Purwati? Rada ra kelingan!) di dekat alun-alun Batang. Seperti namanya, menu utama (dan satu-satunya di kedai ini) adalah ayam goreng. Dan karena bener-bener baru dientas dari wajan penggorengan, panasnya pun minta ampun. Boleh dibilang menit-menit pertama acara santap akan berlangsung uncomfortable karena tangan kita pasti akan kecanthang (kepanasen) saat memegang tu ayam.
Tapi keadaan uncomfortable itu pasti akan tergantikan oleh kelezatan ayam goreng yang demikian memukau lidah. Dagingnya empuk, pulen, dan gurih. Ciri khasnya adalah, mereka menggorengnya dengan campuran telur, jadi kremesannya adalah berbentuk pinggiran telur yang crunchy, garing, dan kemripik.
Saat pertama masuk, kita dipersilakan untuk memilih bagian mana yang kita kehendaki. Apa paha, dada, kepala, atau suwiwi (sayap). Kusarankan untuk memilih dada, soale guede dan muantep nggak abis-abis. Dan seperti kebiasaan makanan gorengan di Indonesia, penyajiannya pun dilengkapi dengan lalap timun, kubis, daun kemangi, dan sambel yang luar biasa sedap.
Untuk tur ke timur, menu wajib yang harus kalian coba adalah soto Kudus yang ada di dalam wilayah Kota Kudus. Any warung soto di sana menyajikan cita rasa soto yang Kudus banget. Kalau nggak mudeng peta persotoannya, bisa tanya pada siapa saja di Kudus tentang warung-warung soto terfavorit di sana. Kemudian di dekat perbatasan Pati-Kudus (aku lupa di mana persisnya), ada warung kecil yang menyajikan snek berupa getuk.
Warung ini, meski hanya berupa gubuk kecil yang reot dan sempit, menjadi langganan orang-orang di sekitar sana. Hampir nggak pernah sepi. Para pengelolanya pun nggak pernah putus mewadahi paket-paket getuk dalam porsi kecil ke dalam bungkus dari daun pisang. Selain getuk, di sana tersedia juga lopis yang juga nyamleng. Orang mampir biasanya untuk membeli drive thru/take home, tapi bisa juga dine in. Yang dine in akan memakannya dengan teman minum berupa kopi jahe.
Roadshow selatan ke arah Salatiga dan Sala biasanya tak akan lengkap tanpa persinggahan leyeh-leyeh ke sebuah kafe yang bernama Kafe Banaran. Letaknya tak jauh dari Terminal Bawen di sisi kanan ruas jalan menuju Salatiga. Dengan bentuk bangunan dan suasana yang berkesan high class, tempat ini sebenarnya adalah kafe tempat ngopi, karena merupakan bagian dari Perkebunan Kopi Banaran yang terkenal itu.
Tentu saja di sana tersedia aneka macam kopi yang semua akan memanjakan pancaindera para coffeeholic sepertiku. Terdapat juga produk-produk kopi hasil olahan Kebun Banaran sendiri. Untuk menu makanan, favoritku di sana adalah rawon yang gelap dan luar biasa gurih. Tapi layak juga dicoba ayam gorengnya yang empuk dan kriuk-kriuk.
Last but not least, yang paling spesial adalah tur ke selatan menuju ke Magelang, Temanggung, dan Purworejo. Langganan kami adalah suatu tempat yang terletak di Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, nggak jauh selepas meninggalkan Ambarawa kalau jalan dari arah Semarang.
Di sana terdapat sebuah warung yang bernama Wartel Boing. Mengapa wartel? Soalnya kedai di situ emang merangkap wartel. Sajian utama di sana berupa durian yang besar-besar, harum, dan manis. Buat para penggemar duren, such as para personel KBTa, duren Boing adalah lagu wajib yang nggak pernah bisa dilepaskan tiap kali ada tur ke selatan. Kelebihan duren di sini adalah kualitas daging buahnya yang selalu terjaga. Jangan takut akan nemu duren yang nggak enak, karena kita bisa meminta pada Ibu Pemilik Warung atau kerabatnya untuk memilihkan duren yang terenak, dan biasanya pilihan mereka tepat.
Boing terletak di kiri jalan kira-kira 100 meter dari sebuah rumah makan merangkap pangkalan truk yang bernama Kedoya. Kalau pas nggak musim duren, Boing akan banting setir berdagang kelapa muda. Tapi sejauh ini kami belum pernah mampir ke sana kalau yang pas dijajakan adalah selain duren.
Sebagai homage (penghormatan) terhadap Wartel Boing, warung ini kutampilkan dalam novel terbaruku yang sebentar lagi akan terbit. Tunggu tanggal mainnya!

6 comments:

budi maryono said...

Naaa gitu dong, mulai nulis di sini biar teman yang lain pada tahu apa yang terjadi di balik koran.

Anonymous said...

Beli atau jualan duren tuh?

Anonymous said...

sewu telu sewu telu... ayo beli !!!
eh mbak unik jgn malu2x donk

wiwien wintarto said...

jualan. ki anonymous sopo ki??

Anonymous said...

anonymous 'e kulo mas wiwien

Anonymous said...

hallo kota pati