Thursday, March 20, 2008

Tepuk Tangan Plok-plok-plok!


PAS ulang tahun Kantin Banget, 20 Maret, sebagian anggota geng ngumpul di Ruang Sidang Redaksi Suara Merdeka, Jln Raya Kaligawe Km 5 Semarang. Kok sebagian? Kok gak semua?
Maunya sih gitu. Mas Prio yang baru aja sembuh dari sakit udah kirim undangan khusus untuk seluruh anggota, tapi gak semua bisa datang. Ada yang kirim salam, ada yang kirim layang. It's OK. Gak masalah.
Nama acaranya keren, "Kongres" Kantin Banget. Tapi niat utama dan intinya sih tetep: silaturahim. Nah, namanya aja silaturahim, gak boleh ada paksaan kan? Lagian, yang nggak hadir pun --si ini dan si itu-- sering disebut-sebut. So, mereka hadir juga dalam ketakhadiran.
Lalu yang ngumpul itu pada ngapain? Cuma salam-salaman dan haha-hihi trus makan-makan? Nggak banget. Pagi itu, setelah ngasih "tausiah" (gubrak) yang puanjangnya minta ampun, Om Daktur meminta teman-teman geng mengorganisasi diri sendiri biar silaturahim makin kenceng dan Geng Kantin Banget bisa to do something, to do more.
Agenda jadi jelas: pemilihan langsung ketua, bos, atau presiden geng berikut sekretaris dan seterusnya. Wuah, lalu gimana caranya tuh? Kan belum saling kenal beneran? Selama ini, yang "akrab" ya yang sering nongol. Itu pun sebatas nama dan kesamaan hobi: narsis di depan kamera. Hahaha...
Om Daktur ngusulin cara beberapa angota "mencalonkan diri lalu dipilih". Tapi nggak ada yang "berani". Isin. Dhila usul, peserta "kongres" dibagi dalam beberapa kelompok, berembuk, lalu ngajuin satu kandidat. Didin (apa Deden sih?) usul, kandidat mesti "kampanye", baru kemudian dipilih.
Ratih setuju usul Dhila dan Deden (apa Didin sih?), tapi... "Kandidat nggak datang dari kelompok. Kelompok dibikin hanya untuk saling kenal lebih dekat dan tukar info. Aku gak kenal Didin, tapi mungkin Mitsa kenal dan ngasih tahu Didin itu begini atau begitu. Pemilihan langsung, satu orang satu suara, satu nama."
Yap, gitu deh. Seluruh peserta dibagi tiga kelompok. Tiap kelompok ngumpul, saling ngenalin diri sekaligus ngasih info tentang teman yang mereka kenal. Selesai, kembali ke kursi masing-masing. Nulis satu nama di secuil kertas, lipat, masukin ke kardus senek.
Mas Prio yang buka dan baca, Om Daktur yang "teriak", Mas Agus yang ngitung sekaligus nayangin di layar. Hasilnya (urut suara terbanyak): Ratih, Hadziq, Mitsa, Irul, Didin. Dan... tepuk tangan plok-plok-plok! 

"Ini Rumah Kita..."

TIGA anggota geng yang dapat suara terbanyak jadi kandidat ketua dan maju untuk "kampanye kalau aku terpilih jadi ketua Geng Kantin Banget". Cukup lima menit untuk tiap kandidat.
Ratih Rachmawati dapat giliran pertama. Mahasiswi hubungan internasional Universitas Gadjah Mada itu nyampein tiga "program utama": 1) menggiatkan anggota Geng Kantin Banget untuk aksi-aksi sosial, berbagi apa aja dengan sesama, terutama yang kurang beruntung; 2) bikin kegiatan reguler biar anggota geng nggak terjebak semangat "hangat-hangat tahi ayam"; 3) meningkatkan kreativitas anggota sesuai dengan hobi, minat, dan bakat.
"Terpilih jadi ketua atau nggak, aku pengin program itu jadi program geng kita," kata Ratih.
Hadziq Jauhary, kandidat tercowok, punya program utama "menata diri". Bagi mahasiswa manajemen Universitas Diponegoro yang aktif di berbagai lembaga itu, organisasi apa pun akan solid jika tertata dan terkoordinasi dengan baik. Dia juga "berjanji" bikin wadah kreativitas hingga seluruh anggota, dari yang pelajar hingga pengamen, bisa aktif berkarya.
Mitsalina Maulida Hafizh punya program unik: milih ketua selain dirinya. Hahaha.... Gak ding. Siswi SMA Negeri 1 Kudus itu bilang begini aslinya, "Aku nggak nyangka jadi kandidat. Aku ini kan yang paling muda. Mestinya aku yang diayomi, bukan aku yang mimpin. Kalau terpaksa jadi ketua, aku pengin.... geng kita berbuat lebih banyak untuk orang lain dan ningkatin kreativitas diri. Dah, itu aja!" Jauh dari lima menit, dia dah balik ke kursi semula.
Lalu pemilihan langsung. Tiap peserta dapat secuil kertas, nulis satu di antara tiga nama kandidat, lipat, masukin ke kardus senek, dibuka dan diitung lagi. Awalnya, Hadziq yang mimpin tapi lama-lama Ratih, Ratih, Ratih.... hingga cewek rame itu pun terpilih jadi ketua Geng Kantin Banget. Hadziq jadi wakil ketua, Mitsa sekretaris. Satu suara kobong karena milih Mbak Pipiet! Piye to iki?
Usai makan siang Om Daktur lengser, begitupun Mas Prio dan Mas Agus. Sidang sepenuhnya ada di tangan Ratih, Hadziq, dan Mitsa untuk menyusun unsur kepengurusan yang lain. Dari bendahara sampai divisi-divisi. Alhamdulillah lancar. Nggak ada bentak-bentakan, apalagi pukul-pukulan. Tradisi jadul gitu emang bukan milik Geng Kantin Banget.
"Geng ini rumah kita. Mari kita tinggali dan jaga bersama. Di sini kita bergaul dengan nyaman dan berbuat lebih banyak lagi untuk sesama," kata Ratih dalam "pidato" pertama sebagai ketua. Selamat deh... 


Ketua Ratih Wakil Ketua Hadziq Sekretaris Mitsa Bendahara Dhila Tim Humas Fadli, Didin (Semarang), Putri (Batang), Irul (Cepu), Reni (Brebes), Dyana (Pemalang), Lutfi (Temanggung), Lia (Kendal) Tim Acara Arif, Aryo Tim Kreatif Penulisan Afif, Wildan Fotografi Vinda Musik Disa, Eva, Arum, Sari Weblog & Milis Wahyu Teater & Film Didik, Danang

No comments: